21 Desa/Kelurahan Ditetapkan Pemkab Kukar Menjadi Lokus Pencegahan Stunting

21 November 2022
Administrator
Dibaca 338 Kali
21 Desa/Kelurahan Ditetapkan Pemkab Kukar Menjadi Lokus Pencegahan Stunting

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) tetapkan 21 kelurahan/desa sebagai Lokasi Khusus (Lokus) pencegahan stunting. Penetapan ini menjadi Lokus DP2KB Kukar mencegah stunting di tahun 2023.

21 lokasi diantaranya adalah Desa Muara Kaman Ilir, Manunggal Daya, Liang Buaya, Muara Kaman Ulu, Menemang Kanan, Muara Pantuan, Pendingin, Sabintulung, Sidomulyo, Sangasanga Dalam, Sebulu Ulu, Manunggal Daya, Mekar Jaya, Loa Janan Ulu, Batuah, Tani Harapan, Loa Duri Ilir, Tanjung Limau, Saliki, Muara Badak Ulu, dan Muara Jawa Ulu.

Kadis P2KB Kukar, Adinur mengatakan penetapan lokus ini dilakukan untuk mencegah resiko rentan stunting di tingkat desa dan kelurahan. Penetapan ini sendiri merupakan komitmen Pemkab Kukar dalam mempercepat penurunan angka status stunting yang ditargetkan menurun sebanyak 14 persen di tahun 2024 mendatang.

"Adanya lokus ini kita lebih fokus pencegahan stunting. Meski dari 237 desa dan kelurahan lain resiko stunting tetap ada. Kami tetap menetapkan lokus tersebut, karena telah menjadi amanah Permendagri bernama RanPasti yang merupakan peraturan kepala BKKBN RI dalam rangka menurunkan stunting nasional," ungkap Adinur tidak lama ini.

Adinur turut ungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat rentan stunting. Seperti perilaku hidup yang tidak sehat, belum adanya fasilitas sanitasi yang baik, dan kurangnya asupan zat gizi sehingga membuat seseorang rentan terkena stunting. Adinur ungkapkan Pemkab Kukar telah memiliki dokumen strategi komunikasi perubahan perilaku dalam percepatan pencegahan stunting di daerah.

"Dokumen ini merupakan panduan dan arahan kepada pemangku kepentingan baik di tingkat kabupaten, kecamatan maupun desa/kelurahan dalam melaksanakan komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting sesuai dengan konteks lokal masing-masing," tutup Adinur.