Sempat Diprotes Keluarga, Bank Sampah Milik Nurdin Kini Berikan Imbas Pundi-pundi Rupiah bagi Warga

Berawal dari melihat inovasi daur ulang berupa pembuatan kursi dari limbah Rumah Tangga (RT) disalah satu televisi nasional, menggerakkan hati Nurdin yang kini menjabat sebagai Direktur Rumah Berkah Limbah Kretif Batuah (RBLKB), Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), memilih berhenti sebagai Staf Desa dan membentuk Bank Sampah.
Pria kelahiran 1975 ini kepada kaltimnews.co, Senin (3/8/2020) mengaku jika ketertarikannya dalam mengelola sampah Rumah Tangga di latarbelakangi dengan keinginannya melihat desa tersebut bebas dari sampah.
“Terbentuknya Bank Sampah ini pada 2018 lalu, saat itu saya mendapat banyak cercaan dari pihak keluarga pada khsusunya, kok dari staf desa mau kerjain sampah,” kata Nurdin memulai cerita.
Namun sikap gigih Nurdin kemudian mulai berbuah manis, tepatnya pada 2019, Nurdin kala itu mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar.
“2019 itu saya mendapat dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kukar, yang mengajak saya untuk ikut pameran, nah dari pameran ini saya kemudian diberikan Pelatihan berupa proses daur ulang samapah menjadi barang yang memiliki nilai jual,” ujarnya.
Dirinya mengakui Ide pembuatan Bank Sampah itu bermula dari tawaran pihak DLHK Kukar. “Pasca tawaran itu saya langsung membentuk Bank Sampah RBLKB hingga kini, dan menariknya saat kami bentuk yang resmikan malah Bupati Kukar Edi Damansyah pada Maret 2019 lalu, dari situ semangat saya untuk mengelolah sampah pun semakin tinggi,” tuturnya.
Kini sampah yang kerap menjadi limbah ditangan Nurdin, oleh masyarakat menjadi pundi pundi Rupiah (Rp).
“Modelnya sampah ini dijemput dari rumah kerumah, adapun sistemnya yah, kami beli dengan pembayaran saldo rekening di masing-masing warga di Bank Sampah tersebut,” urainya.
Terkait harga sampah Nurdin menyebutkan jika sampah tersebut dipilah-pilih dengan harga yang bervariasi.
“Untuk sampah jenis plastic dibandrol dengan harga Rp 1.300 (Bening), Plastik Polypropylene (PP) Rp. 1.000, plastic Glowing (tempat sampo, sabun dll) Rp 2.000, sementra Kardus, Rp 500, Rak telur Rp 100/biji,” jelasnya.
Tak tanggung Nurdin rela merogoh koceknya demi menciptakan lingkungan yang ia tempati tersebut bebas dari sampah. “Masyarakat di Batuah perluh edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan, oleh kerenanya saya rela merogoh kocek agar kesadaran tersebut tumbuh,” imbuhnya.
Dalam kesepatannya dirinya mengucapkan apresiasinya kepada Kepala Desa Batuah yang telah memberikan dukungan kepada usaha yang telah dirintisnya tersebut.
“Alhamdulillah dukungan pemerintah telah ada, sejak dilantik sebagai Kepala Desa Abdul rasyi telah menyediakan kepada kami Rumah Berkah Limbah Kretif Batuah, kedepannya kami berharap peran lebih pemerintah terkait masalah sampah ini,” harapnya.
Sementara itu Kepala Desa (Kades) Batuah, Abdul Rasyid kepada media ini mengapresisi sikap Nurdin dalam mengelola dan mengembangkan usaha Bank Sampah tersebut. Dirinya menyebutkan jika sekarang ini pihaknya bahkan sedang membuatkan Workshop untuk RBLKB.
“Kami sedang membangun workshop dan segera melengkapinya. ke depan akan jadi sarana edukasi kepada masyarakat bagaimana mengubah sampah menjadi pundi-pundi rupiah,” ujarnya.
Bukan hanya itu Kades Rasyid juga menuturkan jika sejauh ini pihaknya juga sudah menggandeng sejumlah perusahaan terkait ketersediaan lahan samaph di Desa tersebut.
“Kita juga sudah menggandeng perusahaan yang berdomisili di Batuah untuk siapkan lahan bank sampah, ini semua merupakan semangat Warga Batuah dalam meningkatkan ekonomi Desa, oleh kerenanya harus didukung,” terang Rasyid.
Sumber : KALTIMNEWS.CO
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin