Unmul Sebut Penyebab Longsor Kondisi Tanah dan Hujan, Rekomendasikan Ada Kajian Lanjutan

Upaya Pemerintah Desa (Pemdes) Batuah untuk memastikan penyebab longsor yang terjadi di Dusun Tani Jaya terus dimaksimalkan. Salah satunya, dengan mendatangkan alat uji bencana dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Hasilnya pun sudah dipaparkan dihadapan warga terdampak di Desa Batuah, Kamis (8/5) kemarin.
Tim Laboratorium Geofisika Unmul Samarinda yang dipimpin Piter Lepong, Kepala Lab. Geofisika Unmul Samarinda, baru-baru ini melakukan survei geolistrik di Dusun Tani Jaya, Desa Batuah. Survei ini bertujuan untuk mengetahui penyebab gerakan tanah yang menyebabkan kerusakan pada rumah warga dan masjid di sekitar area tersebut. “Fokus survei memeriksa kondisi tanah di lokasi yang sudah terlihat ada retakan dan patahan. Termasuk identifikasi penyebab dari sumur bor dan aktivitas tambang,”kata Piter Lepong, kemarin.
Dikatakan, hasil survei menunjukkan adanya zona tanah yang lembek dan basah, yang terletak di sepanjang jalur retakan yang terlihat di permukaan. Tanah di area ini diduga merupakan tanah yang mudah bergerak, seperti tanah liat atau lumpur yang belum padat. Jenis tanah seperti ini sangat mudah tergerus atau bergerak, terutama saat hujan deras. “Hujan dapat menambah kelembaban tanah dan membuatnya semakin rentan bergerak, sehingga wilayah tersebut menjadi tidak stabil dan berisiko menambah kerusakan pada bangunan,”ungkapnya.
Temuan ini, lanjutnya menunjukkan bahwa kerusakan di area tersebut sangat berkaitan dengan kondisi tanah yang tidak stabil dan pengaruh hujan yang memperburuk keadaan. “Kami berharap hasil kajian ini bisa memberikan pemahaman dan bisa dijadikan dasar untuk melakukan kajian yang lebih dalam. Kalau hasil lebih detail, kita butuh waktu dan butuh alat tambahan,”paparnya.
Meskipun ini hanya merupakan tahap awal, namun survei ini memberikan gambaran penting tentang kondisi tanah di Dusun Tani Jaya. Tim menyarankan agar dilakukan studi lebih mendalam untuk merencanakan penanganan yang lebih permanen. “Beberapa langkah sementara yang bisa dilakukan, seperti pembuatan drainase dan penutupan retakan untuk mencegah kerusakan susulan, terutama ketika hujan turun,”harapnya.
Untuk rumah-rumah yang sudah mengalami kerusakan, seperti retakan pada dinding atau lantai yang bergeser, tim mengingatkan agar rumah tidak digunakan sementara waktu sampai ada pemeriksaan lebih lanjut. “Pemeriksaan lanjutan sangat membantu untuk memastikan apakah bangunan masih aman dihuni, diperbaiki atau bahkan dipindahkan,”imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Batuah Abd Rasyid memohon agar hasil kajian awal dapat diterima. Kalaupun ada kajian lanjutan dan muncul penyebab lain, seperti aktivitas tambang atau sumur bor, dirinya siap meminta pihak terkait untuk bertanggung jawab. “Kalau sumur bor kami sudah tutup, meski kajian awal bukan sumur bor penyebabnya. Intinya, saya ingin membuktikan ke masyarakat, kalau ada yang meminta sumur ditutup kita laksanakan,”timpalnya.
Lantas bagaimana dengan aktivitas tambang yang juga dituding warga sebagai penyebab longsor? Rasyid menegaskan, kalau urusan tambang bukan rana Kepala Desa dan menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas ESDM Kaltim bahkan Kementerian terkait. “Kami siap mengawal sampai level Kementerian, namun semuanya harus dilaksanakan tanpa melakukan pelanggaran hukum. Karena tambang merupakan salah satu invetasi yang diberikan negara kepada penguasa dengan harapan akan menghasilkan pendapat untuk negara,”tegasnya.
SUMBER : TINA



Komentar baru terbit setelah disetujui Admin